Postingan

Tentang Senyum (1)

Kisah ini dimulai dari sebuah senyum Saat pencarian ini terhenti pada sebuah kisah Tentang sebuah cerita yang ingin aku lihat Sebuah senyum yang tergambar disana Bagaimana ia menceritakan pengalamannya dengan bahagia Pancaran itu bisa terlihat dari wajahnya Kebahagian sederhana yang mungkin tidak semua orang bisa memilikinya Namun ini tidak hanya tentang senyum dan kebahagiaannya Ada hal yang lain yang senyum ini semakin menarik Bagiku ini menjadi  istimewa Senyum tulus dari tangan-tangan kecil yang berada diantaranya Tawa bahagia yang mungkin inilah yang menjadi penyebeb ia terlihat begitu bahagia Senyum dari anak-anak yang juga terlihat bahagia diantaranya Senyum yang membuatku mulai tertarik dengan kisah itu Senyum yang tertuang dalam cerita yang membuat ku tertarik untuk membacanya ~ Ibnu Khairan

Cerita Awal

Kisah ini mungkin telah kembali ke awal mulanya Saat hati ini hanya bisa menginginkan dan merindukannya dari balik doa Saat mata ini hanya bisa melihatnya dari jauh Saat sapa hanya menyapanya dalam diam Namun jika dulu hasrat ini berharap pada sebuah pertemuan dengannya Saat ini penerimaan itu sembari menunggu kepergiannya  ~ Ibnu Khairan

Harapan

Aku sudah pernah pernah merasakan semua kepahitan hidup, dan yang paling pahit adalah berharap pada manusia (Ali Bin Abi Thalib)

Merawat Harapan

Bahwa harapan dan kekecewaan layaknya cermin yang memantulkan bayangan, semakin besar harapan itu ditimbulkan maka semakin besar pantulan kekecewaan yang akan dipantulkannya dan sebaliknya harapan yang kecil akan memantulkan bayangan kekecewaan yang kecil juga Hanya saja kehidupan adalah rangkaian harapan, setiap tarikan nafasnya berisi harapan demi harapan, didalamnya terdapat keinginan demi keinginan, sebagai tanda bahwa manusia terlahir dengan asa dan rasa yang dikaruniakan kepadanya Tapi begitulah alurnya, kehidupan punya jalan yang ditempuhnya, rasa bisa berharap, namun jalan berbeda yang datang kepadanya, atau asa bisa saja berkata, justru yang dijalani bisa jadi sebaliknya Namun harapan akan selalu ada, bisa jadi sekarang, esok, ataukah lusa ia menemukan jalannya, bisa jadi sama ataukah berbeda dengan keinginan yang menyertainya, teruslah merawat harapan, karena kita tidak akan pernah tahu dimana ia akan mengarah pada muaranya (Ibnu Khairan)

Petatah Petitih Minang (bag 1)

Anak nalayan mambaok cangkua, mananam ubi ditanah darek. Baban sakoyan dapek dipikua, budi saketek taraso barek. (Beban yang berat dapat dipikul, tetapi budi sedikit terasa berat) Anak ikan dimakan ikan, gadang ditabek anak tenggiri. Ameh bukan perakpun bukan, budi saketek rang haragoi. (Hubungan yang erat sesama manusia bukan karena emas dan perak, tetapi lebih diikat budi yang baik) Anjalai tumbuah dimunggu, sugi sugi dirumpun padi. Supayo pandai rajin baguru, supayo tinggi naikan budi. (Pengetahuan hanya didapat dengan berguru, kemulian hanya didapat dengan budi yang tinggi) Alu tataruang patah tigo, samuik tapijak indak mati. (Sifat seseorang yang tegas bertindak atas kebenaran dengan penuh bijaksana) Tarandam randam indak basah, tarapuang apuang indak hanyuik. (Suatu persoalan yang tidak didudukan dan pelaksanaannya dilalaikan) Anyuik labu dek manyauak, hilang kabau dek kubalo. (Karena mengutamakan suatu urusan yang kurang penting hingga yang lebih

Ketetapan yang telah tersuratkan

Aku tahu perpisahan adalah jurang dari sebuah pertemuan Pertemuan yang semua ku yakin telah digariskan Pertemuan yang perlahan terajut menjadi kepingan-kepingan perjalanan yang kemudian ia terangkai kedalam sebuah kenangan yang terkadang ia berjalan bersama tumbuhnya harapan Aku juga tau bahwa semua kisah akan disertai dengan akhir akhir yang terbingkai dalam senyum tawa ataukah berujung pada luka dan airmata senyum tawa yang melabuhkan keinginan ataukah air mata yang mampu meluluh lantahkan harapan namun itu semua itu telah berada pada suatu garis yang bernama ketetapan Namun pengetahuan saja ternyata tidak cukup bahkan pemahaman pun tidak mampu untuk membantuku  ketika sesak itu sekali lagi dengan senyumannya datang menghampiriku Tetap kali ini aku memohon lagi pada waktu Seberat apapun itu selalu saja waktu yang selalu berbaik hati membantuku dan waktu yang secara perlahan mampu mengobati lukaku Jika pertemuan adalah sebuah kemungkinan dan perpisahan adalah kenis

Sama seperti yang lainnya

Sama seperti yang lainnya ku juga ingin memulai kisah itu kisah yang harapannya akan menjadi kisah dengan kata ganti "kita" kisah yang akan dilewati dengan tangis dan serta canda dan air mata Sama seperti yang lainnya ku juga ingin memperjuangkannya memperjuangkan sebagai bagian dari tanggung jawab yang kumiliki memperjuangkan sebagai suatu hal yang ingin kuperjuangkan Sama seperti yang lainnya ku juga melewati proses itu Proses yang ingin dilewati semua orang untuk memulai kisah itu Proses yang memulai untuk merajut semua kisah itu dan jika jalan itu ada ia akan berjalan pada takdirnya (Ibnu khairan)